I.
Latar Belakang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB
UGM) merupakan salah satu fakultas yang berada dalam lingkup civitas akademika
cluster sosiohumaniora UGM. Sejarah FIB dibelantika pendidikan tidak perluh
diragukan lagi, banyak wisudawan yang lulus dari salah satu fakultas tertua di
UGM. Selain itu, salah satu yang membedakan FIB dengan fakultas lain yang
berada dalam naungan UGM adalah ragam kultur program studi, mahasiswa, serta
konsistensi untuk mempertahankan esensi dari kebudayaan sangat melekat di
fakultas ini. Pada tahun 2016 genap usia FIB menjadi 70 tahun.
Dalam
memperingati setiap ulang tahun atau dies
natalies, unsur yang terkait dengan kebudayaan tidak bisa dikesampingkan
bahkan menjadi ciri khas utama FIB. Wayang dan Karawitan merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang di tampilkan dengan menggunakan tema tertentu dan tepat
pada ulang tahun 70 tahun dengan cerita “Dasamuka Lena”.
Pertempuran antara prajurit kera balatentara Sri Ramawijaya
dan tentara Prabu Dasamuka alias Rahwana telah mencapai puncaknya. Dasamuka
tetap bersikukuh mempertahankan Dewi Sinta, sedangkan pasukan Sri Rama di bawah
pimpinan Hanoman tetap menerjang dan berusaha membebaskan Sinta. Alhasil,
Dasamuka sendiri maju ke medan pertempuran untuk menghadapi Ramawijaya.
Didorong ketulusan hati akan cintanya terhadap Sinta, pada detik akhir
menjelang majunya ke medan perang, Dasamuka pergi menemui Sinta untuk
berpamitan dan menyatakan perpisahan. Pada bagian inilah dapat diketahui apa
maksud sebenarnya Rahwana menculik Sinta. Perang tak terhindarkan antara dua
raja pun berlangsung dalam gegap gempita
Penggalan di atas adalah bagian dari cerita “Dasamuka Lena”
yang dipentaskan dalam pergelaran Wayang Kulit Purwa. Gelaran tersebut dimainkan oleh dalang yang
adalah seorang dosen FIB yakni Ki Eddy
Pursubaryanto.
Tujuan dari pergelaran wayang tersebut selain
merayakan dies natalies FIB UGM yang ke 70 tahun, muatan yang ingin disampaikan
oleh panitia adalah membumikan kembali wayang saat ini. Dengan arus globalisasi
yang semakin pesat maka perlu dilestarikan kebudayaan hasil peninggalan yakni
Wayang Kulit Purwa kepada masyarakat secara umum serta mahasiswa secara khusus.
Keunikan
dan daya tarik pergelaran
wayang ini adalah dapat mengakomodasi penonton yang tidak atau belum memahami bahasa
pedalangan. Untuk itu, spontaneous
translation atau terjemahan secara simultan dan langsung dihadirkan agar
memudahkan penonton memahami maksud yang disampaikan dalang. Yaitu seorang pakar
terjemahan bahasa pewayangan yang dapat membantu mengalihbahasakan dari bahasa Jawa ke dalam
bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.
Selain itu, pergelaran wayang kali ini tidak
sekedar pergelaran biasa. Namun memiliki muatan pembelajaran, yakni
bagaimana penerjemahan langsung dilakukan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.
Tidak ketinggalan, penerjemahan juga akan dilakukan ke dalam beberapa bahasa,
seperti Jawa ke Prancis, Jawa ke Arab, Jawa ke Jepang, dan Jawa ke Korea.
II.
Lokasi
Pergelaran Wayang Kulit Purwa dalam rangka memperingati dies natalies 70 tahun FIB diadakan di gedung PKKH UGM, Sabtu, 20 Februari 2016. mulai pukul 19.00 WIB.
III.
Catatan Kritis
Terdapat beberapa catatan khusus yang dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk kedepan apabila kegiatan ini dilakukan lagi.
a. Strength
Yang menjadi kekuatan dalam pergelaran wayang yang
diadakan oleh FIB adalah konsep serta tema acara yang berbeda dengan pergelaran
wayang yang pernah ada. Dengan ide gagasan menerjemahkan bahasa pedalangan
secara langsung dari bahasa lisan menjadi bahasa tulis tentunya akan lebih
mudah untuk difahami makna dan ceritanya. Karena bahasa yang di terjemahkan
diantaranya bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, Jepang, Korea, serta Arab.
b. Weaknesses
Kelamahan uang paling menonjol adalah pada saat
berjalannya acara pada awalnya keseluruhan bahasa di terjemahkan, tapi dengan
berjalannya waktu perlahan hanya tinggal bahasa inggris, indonesia, dan
perancis yang berjalan hingga akhir, sedangkan untuk semuanya tidak dapat
diteruskan. Hal tersebut sangat di sayangkan karena alangkah lebih maksimal
apabila penerjemahan bahasa dilakukan secara menyeluruh mulai awal hingga
akhir.
c. Opportunities
Meskipun pertunjukan Wayang Kulit Purwo di Yogyakarta
relatif banyak, namun pertunjukan yang diadakan dalam rangka dies natalies FIB
UGM memiliki peluang yang sangat menjanjikan. Dengan latar pendidikan dan
terdapat bermacam-macam program studi di dalamnya maka jika di kemas dan
dipersiapkan lebih matang serta sarana publikasi yang optimal tentu akan
mendatangkan banyak pengunjung, tidak hanya mahasiswa dan wisatawan dalam
negeri, wisatawan mancanegara juga akan tertarik untuk menonton karena
mendapatkan edukasi secara langsung.
d. Threats
Dalam pengamatan saat melihat pagelaran wayang, ada
beberapa hambatan yang terjadi saat berjalannya kegiatan berlangsung. Banyak
penonton yang hilir mudik berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain
sehingga penonton kurang menikmati secara optimal, selain itu petugas keamanan
dibagian parkir di PKKH pada saat kegiatan cenderung kurang, sehingga terdapat
beberapa helm pengunjung hilang. Akan tetapi untuk secara keseluruhan hambatan
pada saat acara berlangsung dapat diselesaikan secara baik oleh panitia.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar