Minggu, 13 Maret 2016

Dialektika Wayang Masa Kini



I.               Latar Belakang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) merupakan salah satu fakultas yang berada dalam lingkup civitas akademika cluster sosiohumaniora UGM. Sejarah FIB dibelantika pendidikan tidak perluh diragukan lagi, banyak wisudawan yang lulus dari salah satu fakultas tertua di UGM. Selain itu, salah satu yang membedakan FIB dengan fakultas lain yang berada dalam naungan UGM adalah ragam kultur program studi, mahasiswa, serta konsistensi untuk mempertahankan esensi dari kebudayaan sangat melekat di fakultas ini. Pada tahun 2016 genap usia FIB menjadi 70 tahun.
 Dalam memperingati setiap ulang tahun atau dies natalies, unsur yang terkait dengan kebudayaan tidak bisa dikesampingkan bahkan menjadi ciri khas utama FIB. Wayang dan Karawitan merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang di tampilkan dengan menggunakan tema tertentu dan tepat pada ulang tahun 70 tahun dengan cerita “Dasamuka Lena”.
Pertempuran antara prajurit kera balatentara Sri Ramawijaya dan tentara Prabu Dasamuka alias Rahwana telah mencapai puncaknya. Dasamuka tetap bersikukuh mempertahankan Dewi Sinta, sedangkan pasukan Sri Rama di bawah pimpinan Hanoman tetap menerjang dan berusaha membebaskan Sinta. Alhasil, Dasamuka sendiri maju ke medan pertempuran untuk menghadapi Ramawijaya. Didorong ketulusan hati akan cintanya terhadap Sinta, pada detik akhir menjelang majunya ke medan perang, Dasamuka pergi menemui Sinta untuk berpamitan dan menyatakan perpisahan. Pada bagian inilah dapat diketahui apa maksud sebenarnya Rahwana menculik Sinta. Perang tak terhindarkan antara dua raja pun berlangsung dalam gegap gempita
Penggalan di atas adalah bagian dari cerita “Dasamuka Lena” yang dipentaskan dalam pergelaran Wayang Kulit Purwa. Gelaran tersebut dimainkan oleh dalang yang adalah seorang dosen FIB yakni Ki Eddy Pursubaryanto.
Tujuan dari pergelaran wayang tersebut selain merayakan dies natalies FIB UGM yang ke 70 tahun, muatan yang ingin disampaikan oleh panitia adalah membumikan kembali wayang saat ini. Dengan arus globalisasi yang semakin pesat maka perlu dilestarikan kebudayaan hasil peninggalan yakni Wayang Kulit Purwa kepada masyarakat secara umum serta mahasiswa secara khusus.
Keunikan dan daya tarik pergelaran wayang ini adalah dapat mengakomodasi penonton yang tidak atau belum memahami bahasa pedalangan. Untuk itu, spontaneous translation atau terjemahan secara simultan dan langsung dihadirkan agar memudahkan penonton memahami maksud yang disampaikan dalang. Yaitu seorang pakar terjemahan bahasa pewayangan yang dapat membantu mengalihbahasakan dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.
Selain itu, pergelaran wayang kali ini tidak sekedar pergelaran biasa. Namun memiliki muatan pembelajaran, yakni bagaimana penerjemahan langsung dilakukan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Tidak ketinggalan, penerjemahan juga akan dilakukan ke dalam beberapa bahasa, seperti Jawa ke Prancis, Jawa ke Arab, Jawa ke Jepang, dan Jawa ke Korea.

 
II.              Lokasi
Pergelaran Wayang Kulit Purwa dalam rangka memperingati dies natalies 70 tahun FIB diadakan di gedung PKKH UGM, Sabtu, 20 Februari 2016. mulai pukul 19.00 WIB.

III.              Catatan Kritis
Terdapat beberapa catatan khusus yang dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepan apabila kegiatan ini dilakukan lagi.
a.       Strength
Yang menjadi kekuatan dalam pergelaran wayang yang diadakan oleh FIB adalah konsep serta tema acara yang berbeda dengan pergelaran wayang yang pernah ada. Dengan ide gagasan menerjemahkan bahasa pedalangan secara langsung dari bahasa lisan menjadi bahasa tulis tentunya akan lebih mudah untuk difahami makna dan ceritanya. Karena bahasa yang di terjemahkan diantaranya bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, Jepang, Korea, serta Arab.
b.      Weaknesses
Kelamahan uang paling menonjol adalah pada saat berjalannya acara pada awalnya keseluruhan bahasa di terjemahkan, tapi dengan berjalannya waktu perlahan hanya tinggal bahasa inggris, indonesia, dan perancis yang berjalan hingga akhir, sedangkan untuk semuanya tidak dapat diteruskan. Hal tersebut sangat di sayangkan karena alangkah lebih maksimal apabila penerjemahan bahasa dilakukan secara menyeluruh mulai awal hingga akhir.
c.       Opportunities
Meskipun pertunjukan Wayang Kulit Purwo di Yogyakarta relatif banyak, namun pertunjukan yang diadakan dalam rangka dies natalies FIB UGM memiliki peluang yang sangat menjanjikan. Dengan latar pendidikan dan terdapat bermacam-macam program studi di dalamnya maka jika di kemas dan dipersiapkan lebih matang serta sarana publikasi yang optimal tentu akan mendatangkan banyak pengunjung, tidak hanya mahasiswa dan wisatawan dalam negeri, wisatawan mancanegara juga akan tertarik untuk menonton karena mendapatkan edukasi secara langsung.
d.      Threats
Dalam pengamatan saat melihat pagelaran wayang, ada beberapa hambatan yang terjadi saat berjalannya kegiatan berlangsung. Banyak penonton yang hilir mudik berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain sehingga penonton kurang menikmati secara optimal, selain itu petugas keamanan dibagian parkir di PKKH pada saat kegiatan cenderung kurang, sehingga terdapat beberapa helm pengunjung hilang. Akan tetapi untuk secara keseluruhan hambatan pada saat acara berlangsung dapat diselesaikan secara baik oleh panitia.